(doc. pribadi, pic by Admin) |
Seperti tahun-tahun sebelumnya, penetapan hari pertama Ramadhan dan penetapan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia selalu mengalami perbedaan. Kalau ditilik permasalahannya, seringkali yang dijadikan sebagai 'kambing hitam' selalu metode penetapan yang digunakan oleh masing-masing golongan atau Ormas. Sayangnya, perbedaan itu tiak hanya terjadi pada dua golongan saja, tapi juga pada kelompok-kelompok kecil lainnya.
Terkadang terbetik alam lubuk hati saya yang mungkin cukup seerhana cara berpikirnya.
Mengapa sih, harus berbeda.
Apakah kualitas kepemimpinan di negara kesatuan RI ini yang tidak cukup memiliki kemampuan untuk menyatukan kami-kami semua yang dipimpin ini.
Dan, jika kita masih bersedia tinggal di Indonesia, apakah itu bukan berarti kita masih mengakui kepemimpinan negara ini.
Sebab,
Kalau kita sudah tidak bisa menerima kepeimpinan yang ada,
Mengapatah kita tidak hengkang saja dari Indonesia dan pindah ke negara yang kita senang dengan kepemimpinannya
Atau,
Mungkin sepeti orang yang berumah tangga ya,
yang meskipun tidak suka dengan pasangan, tapi masih ada benih-benih cinta di ati,
sehingga tidak tega untuk meninggalkannya
Atau,
Ada pikiran egois dalam hati,
We la kok penak e
Mereka enak-enak tetap jadi pemimpin sementara kita harus nelangsa di negara orang....
wih.....
Tapi ya.... akhirnya hiburannya adalah kalimat manis yang ada dalam semboyan negara kita, yang tentunya masih kita cintai, walaupun kadang kita membencinya, karena kita bukan membenci negaranya, tapi membenci sistem yang diterapkan di dalamnya:
BHINEKA TUNGGAL IKA
BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP SATU JUGA
selanjutnya, dengan indah juga kita akhirnya menghibur diri:
PERBEDAAN ITU INDAH
Dan,
Pelan-pelan kita kembalikan saja semuanya KEPADANYA
Karena, apa sih sebenarnya diri kita,
Kalau DIA telah berkehendak mengambil SEMUANYA
So, meskipun berbeda, meskipun ada yang tidak terima,
tapi mari kita kembalikan semua urusan kepadaNYA
dan mengajak hati kita untuk belajar menerima perbedaan dengan segala kelapangan dada,
karena hakikatnya kita bukan apa-apa
juga bukan siapa-siapa...
dan hanya kepadaNYA kita kembalikan segala urusan.
Mari merendah dan menghamba seutuh-utuhnya
di bulan Ramdhan yang Mulia....
Jangan dikotori dengan saling hujat dan saling umpat
.......................................................................................................................
Finally, Marhaban ya Ramadhan.......
Marhaban Ya Syahrul Mubarik......
No comments:
Post a Comment