Surabaya, CocoNotes - Tahun 2015 mulai beranjak. Hari demi hari berganti. Banyak hal yang terjadi di awal tahun ini terutama terkait dengan perekonomian bangsa yang mengalami peningkatan elemen makro di berbagai bidang. Ragam kebijakan yang terkesan bersifat sporadis mulai dikemukakan kepada masyarakat secara cepat. Bahkan terkesan instan, sehingga memberi peluang bagi masyarakat untuk mengkritisinya. Namun, mengkritisi bukan hal mudah lagi, karena reformasi yang sesungguhnya justru menjadi tirani antarkepentingan, sehingga obyektivitas dan kredibilitas pun tergadaikan dan terabaikan.
Hal yang paling mencolok dalam peningkatan elemen perekonomian makro di awal tahun 2015 adalah peningkatan harga BBM, peningkatan harga elpiji 12kg (yang terindikasi akan diikuti oleh kenaikan harga elpiji 3kg, karena adanya efek demand and supply theory), peningkatan tarif dasar listrik untuk 1300, peningkatan tarif kereta api, peningkatan harga tiket pesawat akibat dihilanglkannya tarif murah (untuk program Low Cost Carier), peningkatan harga barang konsumsi, dan peningkatan lainnya.
Peningkatan tarif dan harga tersebut selanjutnya mendorong peningkatan keluhan masyarakat kecil, karena mereka harus kebutuhan ekonomi mikro juga turut meningkat. Peningakatan uang belanja, peningkatan uang saku anak, peningkatan biaya operasional bisnis kecil, dan peningakatan harga jual peroduksi yang diikuti dengan penyusutan ukuran produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, jajanan nagasari mengalami penyusutan ukuran sekitar 30-50 persen, agar harga jual tidak naik. Karena menaikkan harga jual berarti mengurangi jumlah pelanggan. Hal yang sama dilakukan oleh penjual gorengan, nasi goreng, dan para pedagang kaki lima lainnya. Sebagian ada yang menaikkan harga jual dengan segala konsekuensinya, sebagian ada yang mengurangi porsi dengan segala upayanya, dan sebagian lainnya harus pulang kampung untuk kembali menjadi petani penggarap di desanya.
makasih ats infonya ini kawan
ReplyDelete