Surabaya, CocoNotes - Pemberian diskon atau potongan harga di awal tahun atau pada momen-momen tertentu sering ditemukan di mal-mal ataupun toko online. Jika masuk mal atau toko swalayan, besar atau kecil, akan banyak ditemukan signage yang bertuliskan discount up to 80%, Sale atawa obral, Year end sale, dan seterusnya.
Hal tersebut juga bisa ditemukan di toko-toko online.
Tujuan utamanya adalah agar pembeli tergoda untuk melakukan pembelian. Belum lagi di label-label akan diberi keterangan harga awal yang tinggi, kemudian didiskon sebesar 90%. Maka ....
PIc. Taken by @mom_of_five, Sidoarjo |
Pembeli akan semakin WOW, dan akhirnya 'terjebak' dalam pembelian besar-besaran.
Seharusnya pembeli memahami satu hal, bahwa pada saat itu penjual sebenarnya tengah 'menjebak' mereka dengan strategi potongan harga. Nilai-nilai yang ada ada yang dinaikkan pada titik tertentu, sehingga saat didiskon pun, penjual tetap memperoleh keuntungan. Setidaknya BEP, Break Event Point (tetapi kayaknya yang ini tidak laaa, red). Kenapa? Karena penjual paham betul dengan pola pembelian masyarakat yang memang sensitif dengan harga. Sukanya beli yang murah untuk kualitas barang tinggi.
Padahal, sudah menjadi rahasia umum, bahwa harga merupakan penunjuk kualitas. Bukankah, kualitas yang baik diperoleh dari proses yang baik juga? Proses yang baik tentunya harus diapresiasi dong, karena setiap proses membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu. Dalam, ilmu akuntansi, setiap cost driver dan cost activity harus dipertimbangkan, agar tercapai efisiensi dan efektivitas.
Nah, dengan diskon pula, pembeli yang (mayoritas) sensitif harga akan tergoda dan melakukan pembelian dalam jumlah besar. Lumayan, mumpung lagi turun harga (karena didiskon). Artinya, penjual tetap memperoleh keuntungan dengan adanya pembelian dalam jumlah besar
Dan, jreng jreeeng ... ternyata program potongan harga di awal tahun juga ditemukan pada harga premium di Indonesia lo. Setelah dinaikkan pada bulan November 2014 silam dan banyak menimbulkan kontroversi akibat penaikan harga BBM dilakukan saat harga minyak mentah dunia lagi turun seanjlok-anjloknya. Padahal lagi, Indonesia itu kaya sumber minyak mentah. (Just need to know and innovate about how to use it as raw material for BBM).
Setelah dinaikkan dari harga Rp6.500 rupiah per liter menjadi Rp8.500 per liter, maka sebagai kado awal tahun, potongan harga pun diberikan. Pada awal tahun 2015, harga BBM dipotong atawa diturunkan dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter.
Rakyat selaku konsumen menyambut gembira dengan 'turun'nya harga BBM itu. Seperti juga saat menyambut diskon pakaian di minimarket sebelah rumah.
Sayangnya, strategi pemerintah tersebut terlalu kasar dan kurang smooth, sehingga terlihat sekali konsep strategisnya. Dinaikkan dulu sebesar Rp2000, baru kemudian diturunkan lahi Rp900 atawa 40an persen dari harga kenaikannya .... Mungkin pemerintah masih harus belajar dulu dari para pengelola Mall dalam hal penerapan strategi potongan harga .....
Sayangnya, strategi pemerintah tersebut terlalu kasar dan kurang smooth, sehingga terlihat sekali konsep strategisnya. Dinaikkan dulu sebesar Rp2000, baru kemudian diturunkan lahi Rp900 atawa 40an persen dari harga kenaikannya .... Mungkin pemerintah masih harus belajar dulu dari para pengelola Mall dalam hal penerapan strategi potongan harga .....
No comments:
Post a Comment