Surabaya, CocoNotes - Seorang wanita cantik datang ke salon. Kecantikannya membuat desir setiap pria yang memandang. Menarik mata setiap wanita. Untuk mencari celah di bagian mana dari kecantikannya yang bisa ditiru. Ingin tahu pula apa rahasia kecantikannya.
Di usianya yang telah mencapai 69 tahun pun, perempuan itu tetap cantik dan memikat.
Selama 10 tahun ini pula, wanita cantik itu menggunakan jasa perawatan kecantikan di sebuah salon. Namun, pada tahun ke sebelas, dia harus memilih pengelola salon baru, karena pengelola salon yang lama sudah lanjut usia.
Meskipun awalnya dia ragu dengan kemampuan si pengelola salon baru ini, tetapi keluarganya menyampaikan janji-janji manis bahwa pengelola salon baru ini adalah perawat kecantikan yang handal. Yang mampu memahami setiap kebutuhan pada detail tubuhnya. Akan ada banyak trik dan teknik kecantikan yang lebih alami dan sesuai dengan usia kulit dan wajahnya.
Akhirnya, setelah menerima argumen-argumen dari keluarganya
Wanita cantik itu pun menerima pengelola salon baru ini untuk merawat kecantikannya.
Hari pertama, keluarganya menyambut meriah si pengelola salon baru ini. Pesta tiga hari tiga malam dengan menampilkan hiburan musik rock skala nasional dan bahkan internasional.
Dia pun mendapatkan perawatan gratis untuk perkenalan pertama. Yah, lumayan. Menyenangkan, meskipun dia harus ikut begadang. Meskipun lagi, sebenarnya dia tidak senang begadangan, karena pastinya akan memudarkan sedikit cahaya kecantikannya.
Apalagi di dalam hatinya yang paling dalam, dia tidak suka dengan musik imporan itu. La wong dia sudah punya musik dan seni favorit macam langgam keroncongnya Sundari Sukoco ataupun Waljinah dan gamelan je. Kalaupun lagu impor ya setidaknya Engelbert Humperdink atau Beatles lah. Atau kalau tidak ya si Ganteng Richard Marx itu, hehehe ... Yang rambutnya blonde dengan mata birunya yang seksi dan bibirnya hmmm ... (STOP, nanti kena UU ITE dan Pornografi Lo ya...)
Lagipula, kalau memang ini tajuknya syukuran, ya kasih itu pengajian. La wong mayoritas warga sekitar kan ya muslim toh. Atau ya, membangun kebersamaan dengan anak yatim dan kaum dhuafa saja. Daripada pertunjukan rock n roll kayak gini. Sampai-sampai ada yang menyabet polisi pakai taring babi. Ih, ngeri ...
Tetapi, menurut kerabatnya lagi, kadang-kadang orang hidup perlu hiburan dan bersenang-senang. Ya, sudahlah. Dia mengikuti saja. Apalagi di era globalisasi, tidak seharusnya hanya menikmati musik langgam keroncong yang mendayu-dayu itu. Diperlukan musik impor yang menghentak dan bersemangat.
Kalaupun pakai pengajian, itu namanya tidak menghargai tetangga yang nonmuslim. Agama kan tidak perlu digembar-gemborkan. La wong habis gini juga di KTP tidak harus mencantumkan agama kok. Mau beragama kek, mau enggak kek, terserah. Bebas bebas saja... (la, sila Ketuhanan Yang Mahaesa bagaimana dong ....)
Yo wes lah. Si cantik sudah menyerahkan keputusan pada keluarganya. Yang penting, kecantikannya tetap dirawat saja. Dia juga tidak ingin kecantikannya memudar hanya karena salah dalam perawatan saja.
Tetapi ...
Setelah memilih staf dan karyawan di salonnya, pengelola salon ini tidak memilih berdasarkan kriteria karyawan salon. Masa iya, tukang masak diangkat jadi staf bagian spa. Katanya, karena spa ada hubungannya dengan rempah-rempah.
Ahaa ... la iya lah. Tapi mengolah rempah untuk memasak berbeda dong dengan mengolah rempah untuk spa. Hehehe ...
Dengan sedikit senyum-senyum dan batuk-batuk kecil, si Cantik memperhatikan para staf bekerja. Semua bergerak ke sana ke mari. Tidak ada sistem dan prosedur yang ditetapkan. Semua bergerak sesuai dengan yang dimaui. Meskipun kadang-kadang harus sedikit memaksa.
Ya, namanya juga pengelola baru.
Bahkan menyebut foundation bedak pun katanya body lotion.
Byuh ... Bukan staf bukan pengelolanya sama saja ....
Dan, tiba-tiba. Pengelola salon memoles wajahnya dengan bedak yang lama. Itu adalah bedak yang digunakan oleh pengelola salon tahun lalu. Make Up yang digunakan juga sama. Kosmetikanya juga sama. Hanya saja tas dan kotak pembungkusnya saja yang berbeda.
Sepertinya.
Lo lo lo ...
Katanya ada trik dan teknik baru dalam perawatan kecantikan. La kok ini bahan dan tekniknya sama. Hanya saja packagingnya yang berbeda. Ordernya di pabrik kecil dekat rumah lagi.
Wow, padahal biasanya si Cantik kan beli bedaknya yang Orisinil, dari Mustika Ratunya Ibu Mooryati Soedibyo atau Sari Ayunya Martha Tilaar.
Kok seperti tidak dipersiapkan dulu. Kalaupun akan memilih bedak di pabrik baru kan ya harus diselidiki dulu, dirundingkan dulu, dia setuju atau tidak. Karena pastinya harus disesuaikan dengan jenis kulitnya.
Bleeeh ...
Dia masih mendiamkan saja ... Katanya semua bisa diatur. Kalaupun tidak cocok, nanti bisa diganti. Kan setelah ini tarif biaya perawatan dinaikkan.
Hahhh .... #ImprovisasiTrioUburUbur
Akhirnya, dia mulai merasa sedikit terganggu juga. Kuas yang digunakan untuk memoles wajahnya agak kasar. Kelihatannya lembut, tetapi saat menempel di wajah terasa kasar. Tidak seperti yang sebelumnya.
Demikian pula dengan ramuan rempah untuk Spa ...
Tetapi ...
Biarlah.
Tunggu dulu.
Masih dua minggu ini ...
Si Cantik pun bertahan untuk bersabar.
Menanti ada kebaikan dalam perawatan kecantikannya....
Masalahnya kemudian adalah ..... anggaran untuk biaya perawatan kecantikan ini yang tidak bisa dia ketahui asal-usulnya. Semua terkesan 'ujug-ujug'. Dan, tiba-tiba saja dia harus mendengar bahwa untuk dana awal diperlukan pembelian bedak sebesar 6,5 Triliun.
Dan lagi ... tarif biaya perawatan dinaikkan dengan ketentuan pembayaran biaya mingguan.
Brakkk ....
Kalau yang ini apa bisa bikin diriku tetap cantik bersinar? Apa tidak malah memudarkan dan membuatku jadi bopeng-bopeng? Atau kurus kering gara-gara stres mikirin tarif yang melambung tinggi?
Ahemmm .... dibawa senyum saja ah ...
Pic. By. Nur Muhammad, 28/9/2014, Mojokerto, Edited |
No comments:
Post a Comment