Beli Roti atau Beli Apartemen Bos? Rame Banget

Surabaya, CocoNotes - Padatnya pengunjung event pemilihan unit Westown View yang diselenggarakan di Grand City Ballroom Level 4 dan Diamond...

Rental Surabaya

July 18, 2012

Tantangan Pendidik Saat Anak Memasuki Masa SMA

(doc. pribadi, pic by Ahmad)
Surabaya, CocoNotes - Memasuki masa SMA adalah hal yang membuat anak merasa telah dewasa. Jika masa SMP yang lazim disebut sebut anak biru putih, dan dianggap sebagai anak yang belum dewasa, maka ketika anak memasuki masa SMA, anak mulai ingin dianggap sebagai anak dewasa dan diperlakukan sebagai orang dewasa. Adanya keinginan ini menjadikan orangtua dan guru, sebagai pendidik, harus mampu memenuhi kebutuhan si anak. 
Memenuhi kebutuhan di sini bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memenuhi kebutuhan anak untuk menjalankan tugas perkembangan anak yang telah memasuki rentang kehidupan remaja madya. Sebagaimana diketahui bersama, sebagai individu yang tumbuh dan berkembang dalam rentang kehidupan remaja madya, maka dalam diri anak SMA akan tumbuh kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Oleh karena itu, pada masa ini pula anak mulai berminat untuk berpacaran dan melakukan eksplorasi identitas yang seringkali lebih nyata dibandingkan ketika masih di level SMP (masa remaja awal). 
Selain itu, pada masa ini, anak SMA juga mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja. Secara remang-remang, anak SMA akan mulai menunjukkan adanya minat pada karir. 
Adanya tugas perkembangan anak SMA tersebut membuat orangtua yang memiliki anak seusia tersebut harus memahami bagaimana mengakomodir tugas perkembangan tersebut agar bisa dijalankan dengan baik oleh si anak. Sementara itu, guru, sebagai sosok pendidik di sekolah juga harus memahami tugas perkembangan tersebut. Guru dalam hal ini tidak hanya menyampaikan materi akademis, tapi juga harus mampu merasionalisasi materi yang disampaikan dengan fakta di lapangan. 
Rasionalisasi materi akademis dengan fakta di lapangan ini diperlukan, karena pada masa ini, dalam diri anak SMA mengalami perubahan-perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan ditandai oleh adanya perubahan dalam aspek biologis, emosional, kognitif, psikologis, sosial, serta moral dan spiritual (Geldard & Geldard, dikutip oleh Zahra, dalam jurnalnya yang berjudul Lingkungan Keluarga dan Peluang Munculnya Masalah Remaja, Jurnal Provitae, 2, 2005, pp. 11-22). 
  1. Perubahan biologis meliputi perubahan fisiologis, perubahan hormon, dan perilaku seksual. 
  2. Perubahan emosional yang merupakan akibat adanya perubahan biologis dan perubahan hormone seksual. 
  3. Perubahan kognitif meliputi peningkatan kemampuan berpikir abstrak, kecenderungan egosentris untuk menjadi pusat perhatian, dan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. 
  4. Perubahan psikologis meliputi pembentukan identitas baru, perubahan fungsi identitas diri, awal proses individuasi, pemahaman pengalaman baru dalam hidup, penghayatan etnis, dan upaya penyesuaian diri. 
  5. Perubahan sosial mencakup upaya pemenuhan peran sosial, pemenuhan harapan orang tua dan teman sebaya, serta usaha menjalani peran remaja sesuai dengan lingkungannya. 
  6. Perubahan moral dan spiritual yang biasanya muncul dorongan untuk mulai berafiliasi dengan kepercayaan tertentu. 
Perubahan pada keenam aspek tersebut ada dalam diri anak SMA dan saling mendukung dalam pengembangan potensi anak. Perubahan-perubahan tersebut harus diakomodasi oleh pendidik, baik pendidik di rumah, yaitu orangtua, dan pendidik di sekolah, yaitu guru. Keseimbangan dalam memfasilitasi perubahan enam aspek tersebut akan membantu anak SMA untuk melalui seluruh tugas perkembangannya tersebut, sehingga anak SMA akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan akhirnya tumbuh sebagai sosok yang dewasa, tangguh, berprestasi, berkarakter, dan bertanggung jawab. Penyeimbangan perubahan ini memerlukan strategi yang tepat yang harus dipahami oleh orangtua dan guru, di mana kedua pihak harus saling mendukung dan bekerjasama agar proses penyeimbangan di lingkungan rumah dan sekolah berjalan beriringan. Seiring dan selarasnya jalan kedua pihak ini diperlukan agar anak-anak tidak melihat adanya gap yang terlalu jauh di antara keduanya. 

2 comments:

CocoGress