Pengemis (Sumber: Republika Online) |
Saat membaca judul berita di harian Republika yang berbunyi 'Fatwa MUI: Dilarang Memberi Sedekah kepada Pengemis', hati saya langsung berontak. Gimana sih, kan selama ini kita diajarkan untuk saling berbagi dan bersedekah. Bahkan memberi makan orang miskin dan menyantuni anak yatim adalah anjuran yang sangat diharuskan.
Beruntung, sebelum saya mengeluarkan pendapat kepada suami, saya melanjutkan membaca terlebih dahulu, karena suami masih asyik nonton TV. Setelah membaca isi berita itu, akhirnya saya mengerti apa yang diharapkan dari MUI., dan saya pun tersenyum sendiri, karena hati ini masih sedemikian skeptis ketika menangkap informasi. Tahap selanjutnya, seperti biasa, saya melanjutkan pencarian informasi dengan googling, dan saya menemukan betapa di era sekarang ini, ada orang yang memanfaatkan peluang secara salah kaprah.
Nah, setelah googling,-googling pula, akhirnya saya jadi 'ngeh' bahwa untuk bersedekah secara efektif maka lebih baik sedekah itu kita sampaikan melalui lembaga yang telah memiliki kapabilitas dan kredibilitas dalam mengelola sedekah dari masyarakat dan untuk masyarakat, sehingga sedekah tersebut sampai kepada tangan yang paling berhak menerima sedekah. Sebut saja melalui BAZIS (Badan Amal Zakat Infaq dan Sedekah) atau melalui Lembaga Zakat Dompet Dhuafa. Dengan demikian sedekah yang kita sampaikan akan lebih efektif dan mengarah pada sasaran.
Dewasa ini pun, dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi internet, sedekah tidak hanya efektif, tapi juga efisien, yaitu sedekah secara online. Tentu saja dalam menentukan pilihan lembaga pengelola, kita juga harus tetap berhati-hati, agar niat mulia kita untuk bersedekah tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu pengelola sedekah online yang kredibel dan akuntabel adalah marimembantu.org.
Melalui marimambantu.org, kita bisa memilih ke mana sedekah yang kita sampaikan diberikan, sehingga sedekah kita sesuai dengan keinginan kita dan sesuai dengan kebutuhan penerima sedekah. Misalnya, kita ingin memberi bantuan kepada si Fulan atau yayasan FulanOrg, maka kita tinggal memilih si Fulan atau yayasan FulanOrg. Dan jika kita ingin memberi bantuan kepada yang lain lagi, maka kita juga tinggal memilih siapa yang ingin kita beri sedekah. Selanjutnya kita akan diminta untuk mengisi identitas diri. Jika semua telah lengkap maka kita bisa menyampaikan sedekah melalui iPayMu. Nah, selesai deh.
Untuk keperluan akurasi, kredibilitas, dan keterpercayaan, maka setelah sedekah diterima oleh marimembantu.org, kita akan dikonfirmasi. Setelah itu sedekah akan disalurkan oleh Lembaga Zakat Dompet Dhuafa kepada mereka yang berhak menerima sedekah.
Nah, mudah kan. Tepat sasaran lagi.
Setelah kita mengetahui cara mudah sedekah secara online dengan Marimembantu.org, maka tunggu apa lagi. Daripada jika kita bersedekah sendiri kepada para pengemis, para homeless, dan pihak-pihak tertentu yang sering kita jumpai di jalanan atau bahkan mendatangi rumah kita dengan menyisakan pertanyaan di hati kita, lebih baik bersedekah secara online saja. It,s MEME.
Mudah, Efektif, Murni, dan Efisien..
Mudah dilakukan.Efektif, karena tepat sasaran.Murni, karena tidak menyisakan pertanyaan di hati mengenai kebenaran kondisi si penerima sedekah kita.Efisien, karena praktis.
Bukankah seringkali ketika kita hendak memberi sedekah kepada para homeless di pinggir jalan itu, kadang terbetik pikiran-pikiran yang mengotori hati kita. Apa benar mereka homeless? Apa benar mereka meminta bantuan untuk sumbangan masjid? Apa benar mereka meminta bantuan untuk pembangunan sekolah? Apa benar lereka meminta batuan demi panti asuan? Apa benar mereka meminta bantuan untuk penngembangan dna pengelolaan yayasan? Dan beribu pertanyaan lain yang mengotori sedekah kita. Di mana selanjutnya kita akan menghela nafas panjang dan menghibur hati kita dengan kalimat, ‘Ah, yang penting ikhlas, tujuan kita kan membantu dan Allah tahu niat hati kita. Jadi whoever dan whatever mereka, aku tidak perduli.’
Sayangnya, tidak sekali dua kali kita menemukan kasus yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, selama itu pula,*kita harus merayu hati kita dan membersihkan pikiran-pikiran syak wasangka setiap kali selesai bersedekah. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya jika kita mengalihkan cara kita bersedekah dengan bersedekah secara online melalui lembaga yang telah kredibel, akuntabel, dan dapat dipercaya.
Sekedar sebagai wacana saja, di beberapa negara banyak lo ditemukan pengemis yang kaya raya, bahkan mereka dijuluki sebagai pengemis terkaya (the richest beggar).
$0D
Dalam artikel yang berjudul ‘I make $400 a day begging’ yang dimuat dalam harian online the Telegraph disebutkan pengemis terkaya bernama Ken Jonhson yang mampu berpenghasilan $50,000 per tahun. Dia selalu mengemis di jalan George and Market, di luar toko Myer di Sydney’s CBD (Central Business Discrict) selama 16 jam per hari, setiap hari. Dia membawa papan yang bertuliskan:
Dalam artikel yang berjudul ‘I make $400 a day begging’ yang dimuat dalam harian online the Telegraph disebutkan pengemis terkaya bernama Ken Jonhson yang mampu berpenghasilan $50,000 per tahun. Dia selalu mengemis di jalan George and Market, di luar toko Myer di Sydney’s CBD (Central Business Discrict) selama 16 jam per hari, setiap hari. Dia membawa papan yang bertuliskan:
‘Needing support for major family exp(enses) including just heaps for medicine. Paying up is a big grind. Please leave me alone, if you are the abusive nasty sort.’
Ken Johnson (Sumber: the Telegraph) |
Dari usahanya sebagai pengemis tersebut, Ken Johnson bisa memperoleh penghasilan sampai %400 per hari jika hari sedang baik. Sementara penghasilan terendahnya adalah dalam kisaran $75 - $125 per hari.
Bagaimana dengan pengemis di sekitar kita? Setelah membaca tautan berita di Republika dan di beberapa artikel online, perbuatan mengemis di Indonesia juga telah dijadikan sebagai mata pencaharian bagi sebagian orang. Bahkan ada sindikat pengemis di Indonesia yang sengaja mengumpulkan anak-anak dan orang-orang dari desa untuk dipekerjakan sebagai pengemis di kota besar seperti di Jakarta, Medan, Pangkalpinang, dan Surabaya. Orang yang dipekerjakan sebagai pengemis tersebut didandani sedemikian rupa, sehingga menjadikan orang lain merasa kasihan dan akan memberikan sedekah kepada mereka. Ada membuat gambar seolah terluka dan diberi tapai, sehingga banyak lalat yang mengerubunginya, berpakaian lusuh, menggendong anak kecil, dan sebagainya.
Mr. To dan Mobil Hondanya (Sumber: HubPages) |
Miris sekali kan, apalagi setelah saya membaca artikel tentang Mr. To di Hubpages, seorang pengemis kaya di Surabaya. Dalam artike yang berjudul ‘Make a Living – the Beggars Way’ sub judul 'Mr. To, King of Beggars', dijelaskan bahwa Mr. To mengawali pekerjaan mengemis sebagai pengemis single. Selanjutnya, Mr. To menfembangkannya dengan membentuk kelompok pengemis di mana dia menjadi koordinatornya. Sebagai koordinator, Mr. To tidak lagi melakukan pekerjaan mengemis sendiri, tetapi mengerahkan anak buahnya untuk mengemis, dan selanjutnya, dia akan mendapat setoran dari mereka.
Dalam artikel UniqPost yang berjudul ‘Pengemis Terkaya Di Indonesia, Pengemis kok Mampu Beli Mobil?’ disebutkan bahwa saat ini Mr. To atau Cak To sudah tidak lagi mengemis sendiri, tetapi menerima setoran dari anak buahnya yang setiap tahun makin bertambah banyak jumlahnya. Jumlah setoran yang diterima Mr. To cukup besar, yaitu Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu per hari, yang berarti Rp 6 juta sampai Rp 9 juta per bulan.
Bisa dibayangkan kan, ternyata penghasilan pengemis lebih besar daripada gaji karyawan swasta yang bekerja di kantoran. Terlebih lagi, penghasilan Mr. To tidak terkena potongan pajak juga kan..... Tidak heran, jika seorang pengemis seperti Mr. To memiliki rumah di kawasan Surabaya Barat, yang didirikan di atas tanah seluas 400 meter persegi, dua buah rumah di kampung halamannya di Madura (satu untuk dirinya, satu lagi untuk orangtuanya), dan satu lagi rumah di Semarang. Sementara itu aset bergerak yang dimiliki adalah dua sepeda motor Honda Supra Fit dan sebuah mobil Honda CR-V keluaran 2004.
Nah setelah membaca kisah dua pengemis kaya tersebut, jadi miris kan dengan fakta tentang pengemis? Ternyata mereka hanya memanfaatkan niat mulia yang lahir dari hati pemberi sedekah dengan mengkamuflase penampilan mereka sedemikian rupa.
Dan, memang benar, akan lebih baik jika kita menyalurkan niat baik kita untuk bersedekah melalui lembaga yang kompeten, kredibel, dan akuntabel, serta bisa dipercaya, seperti Lembaga Zakat Dompet Dhuafa, di mana demi kemudahan, penyampaian sedekah tersebut bisa dilakukan secara online melalui marimembantu.org. Selain itu, penerima bantuan juga adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan, serta hati kita akan lebih bersih dari pikiran-pikiran yang mengganjal hati setelah sedekah dikeluarkan. SO, pengalangan dana online melalui marimembantu.org is really MEME...Mudah, Efektif, Murni, dan Efisien.
Menarik sekali, dan saya baru mengerti arti "MEME" dari artikel ibu.
ReplyDeleteterima kasih banyak sudah berbagi...
Wah mantap gan reviewnya bersama MariMembantu.org. Man sekaang neh banyak pengemis yg gak bisa dipercaya. Manfaatin kebaikan hati orang. Tapi itukan mang karena pemimpin kita banyak yg hidup foya2 gak jelas seh. Oh yeah gak ikutan buat SEO di Iklan Bersama Sitti juga di PegiPegi.com dan Laku.com. Semuanya tuh cukup lumayan gan kontesnya. Ikutan gaK?
ReplyDeletesetuju, infonya bagus
ReplyDeleteAq dah tau yang beginian tapi entah, sampe sekarang kenapa tak ada yg menanggulangi? :D
ReplyDelete"Mari budayakan saling comment^^"
share japanese music
ReplyDelete@bloghanief: bisa diawali dari diri kita untuk memberikan bantuan melalui lembaga yang legal secara hukum dan kredibel :)
ReplyDelete@ JPop KPop: I like Japanese discipline principle :)
ReplyDeleteTerima kasih reviewnya.
ReplyDeleteBarusan saya mampir ke Marimembantu.org, jadi ingin berpartisipasi nih.
@sist Lina: ditunggu partisipasinya hehehhh...
ReplyDeletevisiting and support...Have a nice Sunday!
ReplyDelete@ Lisgold: Thanks a lot sist, have a nice sunday too :)
ReplyDeletehere visiting again...
ReplyDelete@ Lisgold: thanks so much for ur support, greetings from Indoneaia :)
ReplyDelete