Mobile Banking Makin Diminati Nasabah
Besarnya minat nasabah untuk menggunakan mobile banking sangat tinggi,
yang ditunjukkan dari adanya kenyataan yang ada di lapangan bahwa
meskipun kasus pembobolan ATM lewat modus skimming atau pengintipan
nomor personal identity number (PIN) tengah marak, tetapi tidak berimbas
negatif pada layanan perbankan yakni mobile banking. Hingga akhir tahun
2009, pengguna mobile banking nasabah BNI mencapai 15% dari total
nasabah, yang berada di atas pengguna internet banking yang hanya 5%.
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan General Manager Corporate
Communications Telkomsel diketahui bahwa trafik mobile banking pada
Telkomsel mencapai 15 juta per bulan, di mana hingga kuartal III 2009
pengguna mobile banking adalah sebesar 6 juta dari total
pelanggan Telkomsel yang berjumlah 80 juta (“Meski Ada Pembobolan ATM,
Transaksi Mobile Banking Tak Menyusut”, Kontan.co.id, 2 Februari 2010).
Masih besarnya peluang untuk memasuki pasar untuk jenis layanan mobile banking
tersebut merupakan tantangan bagi industri perbankan untuk menelusuri
faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menerima penggunaan mobile
banking.
kecepatan layanan transaksi melalui mibile banking, biaya yang murah,
kemudahan instalasi, adanya konfirmasi via email, adanya konfirmasi pada
setiap tahapan transaksi, dan variasi layanan bisa diakses menyebabkan
nasabah tersebut mengambil keputusan untuk menggunakan layanan mobile
banking. Selain itu, faktor yang menyebabkan nasabah memilih mobile
banking juga adalah pengalaman nasabah dalam menggunakan internet banking, sms banking, dan ATM.
Mobile banking BCA misalnya, memberikan banyak kegunaan dan kemudahan kepada nasabahnya. Saat ini, dari 10 juta rekening nasabah di BCA, sebanyak 2,3 juta diantaranya telah memanfaatkan fasilitas mobile banking (m-BCA) dan sekitar 2,4 juta pengguna internet banking (KlikBCA). Pengguna mobile banking (m-BCA) dan internet banking
(KlikBCA) ini juga mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 30 persen
per tahun (“BCA mobile untuk Pengguna Ponsel Pintar”,
http://id.berita.yahoo.com). Sementara itu, Bank Mandiri mentargetkan
pertumbuhan sampai 15% pertahun (“Mandiri Targetkan Mobile Banking Naik
15 Persen”, TribunJogja.com, 28 November 2011).
Nyaman Bertransaksi dengan Mobile Banking
Tingginya minat nasabah untuk melakukan transaksi melalui mobile banking tersebut karena transaksi melalui mobile banking relatif lebih nyaman dibandingkan dengan transaksi melalui sms banking (layanan perbankan berbasis sms yang juga menggunakan media telepon seluler).
Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga riset telematika Sharing Vision, dalam laporan mobile and sms banking survey
tahun 2011, 38% responden menyatakan tidak menerima atau terlambat
menerima SMS konfirmasi keberhasilan transaksi, 34% responden menyatakan
SMS layanan tidak terkirim, dan 29% responden yang mengeluh karena
pulsa tetap dipotong, meskipun transaksi yang diajukan gagal (“Layanan
SMS Banking Masih Banyak Dikeluhkan”, Kompas.com, 22 Januari 2012).
Fleksibilitas Mobile Banking
Layanan mobile banking merupakan jenis layanan yang fleksibel, karena bisa digunakan untuk membantu nasabah melakukan transaksi di mana saja dan kapan saja. Layanan mobile banking juga merupakan solusi efektif untuk meningkatkan penetrasi layanan perbankan.
Selain itu, layanan tersebut juga dapat menjadi solusi untuk menghadirkan layanan transaksi perbankan berbiaya rendah. Berbagai transaksi perbankan yang dapat dilakukan melalui layanan mobile banking, antara lain, transfer, pembelian pulsa, pembayaran tagihan, cek saldo, dan pengecekan transaksi. Saat ini, jumlah pengguna layanan seluler lebih dari 200 juta. Sedangkan jumlah nasabah perbankan hanya 80 juta orang (“Axis Luncurkan Mobile Banking Sinar Sip”, Media Indonesia.com, 29 November 2011).
Dengan demikian layanan mobile banking masih memiliki peluang besar untuk menjangkau nasabah di Indonesia. Hingga saat ini, pengguna mobile banking mengalami peningkatan. Bank Mandiri misalnya, hingga akhir tahun 2011 pengguna mobile banking oleh nasabah Bank Mandiri mencapai 600.000-700.000 orang, di mana proyeksi kenaikan per tahun yang diharapkan sampai 15% (“Mandiri Targetkan Mobile Banking Naik 15 Persen”, TribunJogja.com, 28 November 2011).
Mobile Banking Relatif Aman
Di sisi lain, transaksi mobile banking relatif lebih aman jika dibandingkan dengan sms banking. General Manager Corporate Communications Telkomsel mengatakan bahwa trafik pengguna mobile banking di Telkomsel setelah kasus pembobolan ATM tetap stabil, karena mobile banking jauh lebih aman.
Layanan mobile banking pada dasarnya adalah layanan perbankan yang dijembatani oleh pihak operator. Dengan demikian, sistem keamanan mobile banking pun memakai standardisasi sistem keamanan perbankan. Artinya, sistem keamanannya ditentukan oleh kedua pihak, yaitu operator dan perbankan. Head of Mobile Data Sevices XL juga mengungkapkan bahwa semua bentuk enkripsi disediakan oleh bank dan operator hanya membuka pipa koneksi ke sisi bank jadi keamanan sangat terjaga.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa rata-rata trafik di atas 140 ribu transaksi per hari, di mana kesalahan (error) yang terjadi hanya berupa keluhan pelanggan pada how to activated mobile banking dan bukan kegagalan transaksi. Sementara itu, kejahatan yang terjadi disebabkan oleh adanya oknum yang menyamar sebagai petugas bank dan meminta pin pelanggan (“Meski Ada Pembobolan ATM, Transaksi Mobile Banking Tak Menyusut”, Kontan.co.id, 2 Februari 2010).
Gambar: mvbank.com
No comments:
Post a Comment