Beli Roti atau Beli Apartemen Bos? Rame Banget

Surabaya, CocoNotes - Padatnya pengunjung event pemilihan unit Westown View yang diselenggarakan di Grand City Ballroom Level 4 dan Diamond...

Rental Surabaya

December 4, 2013

e Learning: Mendidik Generasi sesuai Zamannya

Surabaya, CocoNotes - Pendidikan merupakan hal vital bagi kemajuan bangsa. Melalui pendidikan generasi penerus dididik dan dibekali ilmu agar bisa menjadi sosok individu yang berkualitas, cerdas, beradab, berbudaya, dan berakhlaq mulia. Sebagaimana disebutkan dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Angka 1 bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Yang dilanjutkan dengan Pasal 3 yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 
Dari undang-undang tersebut bisa dijelaskan bahwa tujuan pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan kemampuan akademis atau kecerdasan intelektual semata, tetapi juga memperhatikan pengembangan potensi dan kemampuan spiritual, psikologi, dan kepribadian yang berakhlak mulia. Dengan demikian, pendidikan individu dilakukan dengan memperhatikan elemen-elemen fisik, psikis, dan spiritual agar diperoleh sosok individu yang utuh, jasmani dan rohani.
Modif Gambar dari Google Image Search
Secara psikologis, materi dan pola penyampaian pendidikan individu harus disesuaikan dengan tugas perkembangan masing-masing individu dalam setiap rentang usianya, karena pola, teknik, materi, penggunaan bahasa, dan sarana yang digunakan harus sesuai dengan tingkat pola pikir individu pada setiap rentang usianya. 
Selain disesuaikan dengan tugas perkembangan setiap rentang usia individu, teknik, pola, dan materi yang digunakan dan disampaikan juga harus disesuaikan dengan zamannya. Sebagaimana pesan orang bijak menyatakan, “Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zaman kita dulu.” 
Melalui penyesuaian teknik dan pola pendidikan terhadap rentang usia dan zamannya ini, maka diharapkan keluaran (output) dan dampak (outcome) pendidikan sesuai dengan tujuan dan target yang telah ditentukan. Dengan demikian, di era teknologi yang mutakhir ini, tidak mungkin pendidikan di sekolah dilakukan dengan menggunakan teknologi sabak dan grip, sementara di luar sekolah, teknologi sabak yang digunakan telah beralih pada teknologi sabak yang telah dikembangkan dalam bentuk tablet dan ragam fiturnya, atau ragam gadget yang banyak diproduksi oleh perusahaan elektronik. 

Sekilas Teknologi dalam Bidang Pendidikan 
Abdulhak (2007) menjelaskan bahwa teknologi berasal drai kata textere (bahasa latin) yang artinya "to weave atau construct", yang artinya menenun atau membangun. Lebih lanjut, Abdulhak mengutip pendapat Saettler bahwa teknologi merujuk pada setiap kegiatan praktis yang menggunakan ilmu atau pengetahuan tertentu, yang didukung dengan pendapat Salisbury, bahwa teknologi merupakan usaha untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, teknologi dalam pendidikan bisa didefinisikan sebagai usaha yang digunakan untuk memecahkan masalah di bidang penyelenggaraan pendidikan. Seiring dengan perkembangan teknologi, sarana penunjang pendidikan juga harus disesuaikan dengan level perkembangan teknologi, agar output yang dihasilkan tidak jauh-jauh dari harapan dan tujuan pendidikan. Jangan sampai di era teknologi informasi, siswa masih belum dikenalkan dengan peralatan dan penggunaan alat yang didukung teknologi. Bahkan, meskipun guru yang mendidik adalah output sistem pendidikan tahun 1980 an, yang masa itu masih menggunakan kapur tulis dan blackboard, ketika mengajar di era milenium, maka sosok guru harus turut meng-update kapabilitasnya terhadap pesatnya perkembangan teknologi informasi. Berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan, jika ditelusuri dari awal, maka dunia pendidikan mengalami perubahan sesuai dengan masanya. 
Di masa lalu, sebelum penggunaan tinta banyak digunakan, para siswa menyalin tulisan dengan menggunakan sabak dan grip. Penggunaan sabak dan grip ini terutama banyak digunakan bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Tentu saja dengan menulis di sabak, tulisan yang disalin harus dihapus lagi, sehingga mau tidak mau, memori siswa yang harus kuat. Jika memori tidak kuat, maka apa yang ditulis akan hilang seperti terhapusnya tulisan di atas sabak tersebut. Perkembangan selanjutnya adalah penggunaan alat tulis menulis untuk proses belajar mengajar. Penggunaan papan tulis hitam (blackboard), kapur tulis putih, kapur tulis warna warni, dan sebagainya. Yang pada perkembangan berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan whiteboard dan spidol unuk menghindari debu di kelas. 
Akhirnya, untuk kemudahan dan kepraktisan, sejak era 1990 an dikenal istilah e learning, yaitu teknologi pendidikan yang memanfaatkan sarana teknologi canggih dalam proses belajar mengajar. Seperti, penggunaan komputer, jaringan internet, intranet, dan ekstranet, serta media jaringan komputer lain. 
Modif gambar dari google image search

e Learning: Mendidik Siswa sesuai Zamannya 
e learning berasal dari gabungan kata electronic dan learning yang artinya pembelajaran elektronik, yaitu suatu jenis cara belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lain (Nursalam dan Efendi, 2008). 
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut (Wikipedia, 2013): 
  • Tahun 1990: Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi. 
  • Tahun 1994: Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. 
  • Tahun 1997: LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dan sebagainya. 
  • Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil. 
Melihat sejarah perkembangan e learning dari waktu ke waktu di muka maka bisa dilihat, bahwa implementasi e learning merupakan sebuah upaya yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang mengikuti perkembangan teknologi. Di mana tujuannya adalah membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efisien, efektif, dan mudah dilakukan. Siklus pembelajaran elektronik itu sendiri sebenarnya tidaki jauh dari pembelajaran konvensional. Siklus pembelajaran tersebut bisa dijelaskan melalui gambar berikut: 

Siklus e Learning (diadaptadi dari Nursalam dan Efendi, 2008)
Siklus pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar mengajar dalam e learning pada hakikatnya sama dengan pembelajaran konvensional. Hanya saja, dalam e learning terdapat usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Dengan demikian, penggunaan e learning akan menjadikan proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien, karena proses belajar mengajar bisa dilakukan setiap saat dan setiap waktu tanpa harus menunggu waktu untuk bertatap muka antara pendidik dan peserta didik. 
Selain itu, dengan e learning, siswa akan langsung bisa mengaplikasikan teknologi sejak di bangku sekolah, sehingga ketika sudah lulus, siswa telah terbiasa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti saat siswa tersebut bergabung dalam suatu organisasi, atau bekerja di perusahaan. Untuk mengetahui bagaimana e learning bisa mendidik siswa sesuai dengan zamannya, bisa dilihat dari kenyataan bahwa dewasa ini penggunaan gadget dan internet sudah tidak bisa terbendung lagi, sehingga siswa harus belajar beradaptasi terhadap setiap titik perubahan yang terjadi dengan cepat, tepat, dan bertanggung jawab. 
Oleh karena itu, bidang pendidikan sebagai wahana untuk membangun dan mengembangkan potensi siswa harus menyikapi perkembangan teknologi tersebut secara holistik dan universal. Peningkatan kecerdasan siswa bukan lagi hanya dilihat dari sisi kecerdasan akademis, tetapi juga kecerdasan yang holistik universal antara otak, intuisi, sosial, praktis, moral, dan spiritual, sehingga siswa akan menjadi pribadi yang tangguh, cerdas, inovatif, dan kreatif. 

Bagaimana e Learning Menfasilitasi Guru dan Siswa untuk Beradaptasi dengan Era Teknologi  
Sumber Gambar: www.bestway.com.mk
Menurut Nursalam dan Efendi (2008) e learning memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: 
  • Pengalaman pribadi dalam belajar. Pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan siswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk penyampaian belajar mengajar, dan mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan. 
  • Kemampuan bertanggung jawab. Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan dapat diikuti secara otomatis, sehingga semua peserta (pelajar, pengajar, pengembang, dan pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban masing-masing di dalam proses belajar mengajar. 
  • Potensial untuk akses yang luas, sehingga siswa akan lebih memiliki banyak peluang untuk memperluas wawasan dan pengetahuannya. 
  • Memacu siswa untuk aktif dan mandiri. 
Dengan kelebihan tersebut maka siswa akan terbentuk menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, inovatif, adaptif, dan bertanggung jawab, serta menjadi terbiasa untuk menghadapi setiap perubahan. 
Sementara itu, bagi guru, dengan adanya e learning guru akan lebih mudah: 
  • Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir.
  • Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya. 
  • Mengontrol kegiatan belajar peserta didik (Wikipedia, 2013). 
Selain bagi guru dan siswa, secara umum, kelebihan e learning di bidang pendidikan menurut Nursalam dan Efendi (2008), di antaranya adalah: 
  • Mengurangi biaya. Lembaga penyelenggara e learning dapat mengurangi bahkan menghilangkan biaya perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan biaya pembangunan sebuah kelas, dan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk berangkat sekolah. 
  • Mudah dijangkau. Pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi e learning di mana pun selama mereka terhubung dengan internet. e learning dapat dicapai oleh para pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi waktu, tempat, dan jarak.

e Learning yang Efektif untuk Proses Belajar Mengajar 

Gambar: www.newway2learn.org
Selain kelebihan yang melekat dalam e learning, implementasi e learning juga mengandung kekurangan, di antaranya: Kurang interaktif langsung antara pembelajar dengan pebelajar, atau bahkan antarpebelajar itu sendiri. Kurangnya interaksi bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya, mendorong aspek bisnis/komersial. Proses belajar dan mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. Pebelajar yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal atau ketinggalan. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. Hal ini terkait dengan masalah tersedianya listrik, telepon, atau komputer. 
Jika dibandingkan dengan metode konvensional yang memungkinkan adanya tatap muka yang lebih besar, pada metode pendidikan konvensional, hubungan antara pebelajar dan pembelajar yang erat merupakan titik sentral pendidikan. Dengan metode ini dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, dan bukan hanya menjadikan pebelajar pandai melainkan juga terdidik dengan tingkah laku yang santun. Namun dengan kondisi sarana prasarana dan pembelajar yang tidak sesuai, dan semakin banyaknya jumlah pebelajar, maka metode konvensional kurang mencapai hasil yang maksimal. 
Oleh karena itu, dengan kelebihan dan kekurangan metode e learning dan konensional, bisa dilakukan integrasi antara e learning dengan konvensional, agar implementasi e learning bisa menghasilkan keluaran yang maksimal. Newby (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran yang mengintegrasikan antara pembelajaran menggunakan komputer (internet) dengan metode tradisional menyatakan bahwa prestasi yang didapat lebih baik. 
Sebagai upaya untuk mengantisipasi kekurangan e learning, maka dalam implementasi e learning, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan pengembang adalah (Nursalam dan Efendy, 2008): 
  • Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru dan siswa mengenai komputer, memberikan dukungan, dan arahan. 
  • Mendesain pembelajaran yang seefektif mungkin agar guru dan siswa bisa menggunakan waktunya untuk belajar dan mengajar dan bukan hanya berselanjar di dunia maya. 
  • Guru harus mampu menyampaikan informasi dan mengatur lingkungan pembelajaran yang kondusif. 

Penutup

Berdasarkan uraian di muka maka bisa dijelaskan bahwa e learning dalam proses belajar mengajar merupakan hal penting dalam menunjang kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar, di mana hal ini, selain berdampak positif bagi guru, juga berdampak positif bagi siswa dan stakeholder lainnya. Dengan berbagai kelebihan yang melekat dalam e learning, maka diharapkan output dan outcome pendidikan sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu individu yang cerdas secara akademis, berakhlak mulia, beradab, dan kreatif. Sementara itu, dengan adanya kekurangan yang melekat dalam e learning, terutama kurangnya tatap muka antara guru dan siswa, maka hal itu bisa diintegrasikan dengan kelebihan metode konvensional, misalnya, melakukan tatap muka secara periodik agar guru dan siswa tetap bisa mengembangkan tugas perkembangan sosial pada diri siswa. 

Referensi: 
  • Abdulhak, Ishak. 2007. Teknologi Pendidikan. Diedit oleh Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan - UPI, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 2: Ilmu Pendidikan Praktis, PT Imperial Bhakti Utama, Jakarta, Chapter 8, p. 177. 
  • Munir. 2007. Pendidikan Dunia Maya. Teknologi Pendidikan. Diedit oleh Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan - UPI, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 4: Pendidikan Lintas Bidang, PT Imperial Bhakti Utama, Jakarta, Chapter 21, p. 503. 
  • Newby, J. Timothy. 2011. Educational Technology for Teaching and Learning. Pearson Education, Boston. 
  • Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78). 
  • Wikipedia. 2013. Pembelajaran Elektronik. Diunduh pada Desember 2013, melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik, diedit pada 19.19, 24 Agustus 2013.

No comments:

Post a Comment

CocoGress