 |
| Sejuk, Indah (All pics. taken at Villa Batu Indah, Malang, January 1, 2014) |
Surabaya, CocoNotes - Eksotisme
gunung di Indonesia tidak dipungkiri lagi. Mulai dari gunung Krakatau,
Galunggung, Sinabung, Merapi, Kelud, Semeru, Putri Tidur, Gunung Agung,
Gunung Bromo yang mampu menghipnotis wisatawan asing, sampai Gunung
Jayawijaya dengan gletsernya yang menakjubkan. Semuanya eksotis dan
memesona siapa pun, sehingga berhasrat untuk mengunjunginya. Sekedar
memandang dan menikmati keelokannya. Bukan untuk membeli dan
memilikinya.
Dan akhirnya, gunung-gunung itu pun mampu menghasilkan pemasukan bagi masyarakat dan negara. Ambil saja contoh di Bromo. Dengan eksotisme Bromo beserta kearifan lokalnya, banyak wisatawan lokal maupun internasional yang berkunjung ke sana. Pastinya, masyarakat mendapatkan peluang untuk menambah pemasukan, dengan berjualan makanan, membuka restoran, jualan souvenir atau cindera mata, menyediakan jasa penginapan, hotel, losmen, motel, dan sebagainya, travel agent, pemandu wisata (tourist guide), dan sebagainya.
Selain menambah pemasukan masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan, kreativitas, dan memicu tumbuhnya jiwa wirausaha, sensasi keindahan Gunung Bromo dengan lautan pasir (Segoro Wedi) nya, juga akan memberi manfaat bagi pemerintah, karena pemerintah lokal bisa mendapatkan retribusi obyek wisata, pajak, parkir, dan sejenisnya. Menakjubkan. Keindahan alam yang memberi nikmat immateri dan materi sekaligus. Memberi kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya, baik secara makro maupun mikro.
Namun, betapa mengerikannya, ketika keindahan dan sensasi gunung-gunung yang telah menambah keseksian bumi itu memuntahkan isi perutnya yang bau dan panas. Sehingga, memakan korban harta, jiwa, raga, nyawa .... Galunggung, Krakatau, Merapi dengan wedus gembelnya, Sinabung dengan erangan para korbannya, dan Kelud yang mengajak warga untuk berjaga dan waspada ....
Saatnya instropeksi ....
Dan akhirnya, gunung-gunung itu pun mampu menghasilkan pemasukan bagi masyarakat dan negara. Ambil saja contoh di Bromo. Dengan eksotisme Bromo beserta kearifan lokalnya, banyak wisatawan lokal maupun internasional yang berkunjung ke sana. Pastinya, masyarakat mendapatkan peluang untuk menambah pemasukan, dengan berjualan makanan, membuka restoran, jualan souvenir atau cindera mata, menyediakan jasa penginapan, hotel, losmen, motel, dan sebagainya, travel agent, pemandu wisata (tourist guide), dan sebagainya.
Selain menambah pemasukan masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan, kreativitas, dan memicu tumbuhnya jiwa wirausaha, sensasi keindahan Gunung Bromo dengan lautan pasir (Segoro Wedi) nya, juga akan memberi manfaat bagi pemerintah, karena pemerintah lokal bisa mendapatkan retribusi obyek wisata, pajak, parkir, dan sejenisnya. Menakjubkan. Keindahan alam yang memberi nikmat immateri dan materi sekaligus. Memberi kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya, baik secara makro maupun mikro.
Namun, betapa mengerikannya, ketika keindahan dan sensasi gunung-gunung yang telah menambah keseksian bumi itu memuntahkan isi perutnya yang bau dan panas. Sehingga, memakan korban harta, jiwa, raga, nyawa .... Galunggung, Krakatau, Merapi dengan wedus gembelnya, Sinabung dengan erangan para korbannya, dan Kelud yang mengajak warga untuk berjaga dan waspada ....
Saatnya instropeksi ....
No comments:
Post a Comment