Beli Roti atau Beli Apartemen Bos? Rame Banget

Surabaya, CocoNotes - Padatnya pengunjung event pemilihan unit Westown View yang diselenggarakan di Grand City Ballroom Level 4 dan Diamond...

Rental Surabaya

March 20, 2014

Haus Siraman Rohani - Dari UGD ke UGB

Surabaya, CocoNotes - Media tengah diramaikan dengan wacana tuduh-menuduh, hujat-menghujat, dan gugat-menggugat antara pasien dengan tabibnya. Tabib yang selama ini dielu-elukan karena kemampuan religius dan spiritualnya, serta karomahnya, sehingga bisa mengobati penyakit, mulai dihujat sebagai pelaku penyebaran ajaran sesat.

Pasal-pasal penipuan dan pasal tindak pidana lainnya pun diajukan sampai ke ranah hukum. Masing-masing pihak pun mulai mengerahkan pengacaranya untuk berbicara dengan media, mengajukan pembenaran hujatan. Barang bukti berupa bukti transfer, kuitansi pendaftaran, minyak wangi, dan air doa juga menjadi konsumsi media untuk disajikan kepada publik. Menjadi wacana di tengah serunya kontes caleg yang tengah di gelar anak nageri.

Wacana anak negeri yang tengah haus dengan siraman rohani, sehingga mereka tidak tahu lagi ke mana harus mengadu saat mereka sakit. Terlebih, di tengah-tengah kehausan itu, kondisi sosial dan budaya pun turut menambah dahaga mereka. Dan semua menjadi serasa panas. Sehingga, ketika melihat ada setitik air, mereka pun dengan sigap menenggaknya, tanpa mencari tahu dan melogika tetes air tersebut. Yang, semuanya baru terasa, ketika rasa haus tidak kunjung hilang, dan justru bagian tubuh lain turut terdampak.

Hal tersebut terwujud dalam kehidupan masyarakat yang terjebak dalam praktik-praktik kesehatan alternatif dengan dibalut selimu religiusitas. Hingga akhirnya, di saat mereka mengalami sakit, bukan rumah sakit atau layanan kesehatan masyarakat arah yang dituju, tetapi ke tabib-tabib alternatif yang memberikan pengobatan alternatif dengan doa dan macam-macam rapal mantra.  Salah satunya dilakukan masyarakat dengan mengalihkan haluan dari UGD (Unit Gawat Darurat) menuju UGB (Ustad Guntur Bumi) yang kini tengah ramai dihujat oleh mantan pasien terindah.

Betapa tidak, di antara pasien itu telah mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk mendapatkan kesehatan mereka kembali. Mulai enam juta, tujuh juta, sampai puluhan juta rupiah (ada yang sampai 95 jutaan dan bahkan ada yang mencapai 130 juta rupiah).

Ketika, kesehatan tidak juga diperoleh kembali, maka hujatan pun diajukan. Dan, semua uneg-uneg yang selama ini hanya tersimpan di hati dan benak pasien pun terlempar ke media, menjadi sorotan dan sumber inspirasi media untuk menyampaikan realitas sosial dalam kehidupan masyarakat. Realitas masyarakat yang tengah jenuh dengan situasi materialistik kapitalis dan hedonis, sehingga haus dengan ajaran murni tentang ketulusan dan keihlasan, pengabdian, dan keabadian ....

No comments:

Post a Comment

CocoGress