Surabaya, CocoNotes - Penggunaan saluran komunikasi bermedia komputer
telah mampu memperpendek jarak komunikasi yang dipisahkan oleh tempat.
Para TKI yang berada di luar negeri sekalipun dapat dengan mudah
berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia hanya dengan bantuan
gadget. Terlebih, dewasa ini, layanan gadget semacam smartphone,
berbagai jenis mulai iphone, ipad, android, blackberry, dan lain-lain
telah terpenuhi dengan mudah dan murah.
Dengan demikian, layanan instan messenger semacam BBM (Blackberry Messenger), we chat, WA (Whatsapp), Kakao Talk, facebook, twitter, pinterest, instagram, ubersocial, dan sebagainya telah mampu mengalahkan, email, SMS dan MMS, dan dapat menghubungkan komunikasi tanpa kenal jarak dan waktu. Sepanjang ada jaringan internet dan paket layanan operator yang memadai, semua dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
Pastinya, bukan hanya TKI yang menggunakan fasilitas yang dapat dipenuhi oleh gadget tersebut, akan tetapi siapa pun, dapat melakukan komunikasi bermedia jaringan.
Yang kemudian menjadi lucu adalah, ketika dalam satu bangku pun, komunikasi dilakukan dengan saling memencet keypad gadget. Sehingga tidak ada canda tawa renyah yang menyertai sebuah pertemuan, karena masing-masing sibuk dengan keypad gadgetnya. Dan justru semuanya tersenyum-senyum sendiri sambil memandang monitor gadgetnya.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh IDC, mahasiswa komunikasi PTS di Surabaya yang merasa aneh saat terlibat pertemuan dengan kawan lamanya. Kawan-kawan yang telah terpisah selama lima tahun, dipertemukan melalui media sosial yang diakses melalui gadget, dan memutuskan untuk bertemu. Namun, ketika pertemuan terjadi, komunikasi interpersonal face to face hanya dilengkapi dengan say hello, dan dilanjutkan dengan aktivitas pencet-pencet gadget.
Hal seperti ini tentunya berpengaruh terhadap kepekaan kebersamaan, keeratan, dan keakraban. Selanjutnya, mempengaruhi sensitivitas dan empati individu terhadap individu lainnya ....
Dengan demikian, layanan instan messenger semacam BBM (Blackberry Messenger), we chat, WA (Whatsapp), Kakao Talk, facebook, twitter, pinterest, instagram, ubersocial, dan sebagainya telah mampu mengalahkan, email, SMS dan MMS, dan dapat menghubungkan komunikasi tanpa kenal jarak dan waktu. Sepanjang ada jaringan internet dan paket layanan operator yang memadai, semua dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat, dan murah.
Pastinya, bukan hanya TKI yang menggunakan fasilitas yang dapat dipenuhi oleh gadget tersebut, akan tetapi siapa pun, dapat melakukan komunikasi bermedia jaringan.
Yang kemudian menjadi lucu adalah, ketika dalam satu bangku pun, komunikasi dilakukan dengan saling memencet keypad gadget. Sehingga tidak ada canda tawa renyah yang menyertai sebuah pertemuan, karena masing-masing sibuk dengan keypad gadgetnya. Dan justru semuanya tersenyum-senyum sendiri sambil memandang monitor gadgetnya.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh IDC, mahasiswa komunikasi PTS di Surabaya yang merasa aneh saat terlibat pertemuan dengan kawan lamanya. Kawan-kawan yang telah terpisah selama lima tahun, dipertemukan melalui media sosial yang diakses melalui gadget, dan memutuskan untuk bertemu. Namun, ketika pertemuan terjadi, komunikasi interpersonal face to face hanya dilengkapi dengan say hello, dan dilanjutkan dengan aktivitas pencet-pencet gadget.
Hal seperti ini tentunya berpengaruh terhadap kepekaan kebersamaan, keeratan, dan keakraban. Selanjutnya, mempengaruhi sensitivitas dan empati individu terhadap individu lainnya ....
No comments:
Post a Comment