SImpatisan Partai (Sumber: Solopos) |
Surabaya, CocoNotes - Puncak Pesta Demokrasi akan segera dilaksanakan pada hari
Rabu, 9 April 2014. Pesta demokrasi yang (bukan lagi) merupakan pesta
rakyat, karena perhelatan akbar yang bersifat nasional itu justru tidak
lagi menarik bagi rakyat. Rakyat yang menjadi pilar berdirinya sebuah
bangsa telah jenuh dengan pesta demokrasi yang digelar oleh para
birokrat dan politisi. Yang, jika mereka (para caleg) itu mau jujur
secara nurani, mungkin (tidak lagi ada) inspirasi rakyat yang akan
digelar di gedung dewan yang megah dan penuh dengan gegap gempita
pembagian anggaran untuk pembangunan bangsa.
"Hari ini di akhir kampanye..knalpot blombongan merajalela..jogja berhenti nyaman benar-benar terjadi"
Saat membaca status rakyat yang diluapkan di facebook, terungkap betapa senangnya mereka melihat akhir jadual kampanye. Mereka merasa terbebas dari suara knalpot pawai dan gegap gempitanya pengeras suara, serta yell-yell yang menyertainya. Dan, harapan nyaman diperoleh kembali, karena kampanye telah berhenti.
Seharusnya, rakyat turut menyambut gembira salah satu tahapan pesta demokrasi dalam Pemilu 2014 dalam bentuk kampanye terbuka itu, karena mereka bisa turut mengenal siapa dan apa visi misi para calon wakilnya yang akan dipilih untuk duduk di gedung dewan yang megah. Untuk mewakili suara mereka yang tenggelam dalam lelah mencari nafkah. Tanpa peduli hantaman curah hujan maupun sengatan terik matahari di tengah siang. Tetapi, kini mereka tidak tertarik lagi untuk turut berpesta. Mereka lebih tertarik untuk memikirkan bagaimana menutup biaya sekolah anak-anak yang makin menanjak, memikirkan pola pikir anak remaja mereka yang hedonis, dan ada yang memikirkan nasib keluarga mereka yang memburuh di luar negeri dan tengah terancam hukuman mati ....
"Hari ini di akhir kampanye..knalpot blombongan merajalela..jogja berhenti nyaman benar-benar terjadi"
Saat membaca status rakyat yang diluapkan di facebook, terungkap betapa senangnya mereka melihat akhir jadual kampanye. Mereka merasa terbebas dari suara knalpot pawai dan gegap gempitanya pengeras suara, serta yell-yell yang menyertainya. Dan, harapan nyaman diperoleh kembali, karena kampanye telah berhenti.
Seharusnya, rakyat turut menyambut gembira salah satu tahapan pesta demokrasi dalam Pemilu 2014 dalam bentuk kampanye terbuka itu, karena mereka bisa turut mengenal siapa dan apa visi misi para calon wakilnya yang akan dipilih untuk duduk di gedung dewan yang megah. Untuk mewakili suara mereka yang tenggelam dalam lelah mencari nafkah. Tanpa peduli hantaman curah hujan maupun sengatan terik matahari di tengah siang. Tetapi, kini mereka tidak tertarik lagi untuk turut berpesta. Mereka lebih tertarik untuk memikirkan bagaimana menutup biaya sekolah anak-anak yang makin menanjak, memikirkan pola pikir anak remaja mereka yang hedonis, dan ada yang memikirkan nasib keluarga mereka yang memburuh di luar negeri dan tengah terancam hukuman mati ....
No comments:
Post a Comment