pic. by Admin (Surabaya, Pameran SMK N 12, Balai Pemuda 2014) |
Pembentukan citra ditentukan oleh persepsi publik, dan persepsi prublik terbangun karena pengolahan informasi pada limbic system di otak publik, karena citra terbentuk melalui proses berpikir seseorang ketika mendapatkan sejumlah informasi tentang sesuatu yang dicitrakan tersebut. Proses terbentuknya citra tersebut selanjutnya disebut dengan PRC (Persepsi-Realitas-Citra) yaitu pembentukan persepsi (yang berkembang dalam benak publik) yang didasarkan oleh realitas (yang muncul dalam media) yang terjadi, di mana PRC harus dibangun dengan pondasi kredibilitas. Realitas yang bisa didapatkan dari media massa atau media lain yang berhubungan langsung dengan publik, bisa dianggap mewakili persepsi yang lebih besar atau masif, yaitu masyarakat (Wasesa, 2006).
Citra lembaga maupun perorangan bisa disampaikan melalui teks berita yang disusun melalui konstruksi realitas media terhadap peristiwa yang tengah terjadi. Dengan kata lain, proses pencitraan dapat dilakukan melalui konstruksi realitas media massa. Konstruksi realitas merupakan suatu upaya menyusun realitas dari satu atau sejumlah peristiwa yang semula terpenggal-penggal (acak) menjadi tersistematis hingga membentuk cerita atau wacana yang bermakna. Prinsip konstruksi realitas adalah menceritakan (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan (Hamad, 2004).
Referensi:
- Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-berita Politik. Jakarta: Granit.
- Hendrawan, Sanerya. 2009. Spiritual Management: From Personal Enlightment Towards God Corporate Governance. Bandung: Mizan.
- Wasesa, Silih Agung. 2006. Strategi Public Relations: Bagaimana Strategi Public Relations dari 36 Merek Global dan Lokal membangun Citra, Mengendalikan Krisis, dan Merebut Hati Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment